Myctophobia 4th Story : We Spend The Night Together

….Babtols Restaurant Hongdae….

Shin Yeong’s POV

Seorang yeoja dengan high heels mewahnya melangkah melewati kami. Dia tersenyum ramah setiap kali bertemu beberapa pegawai yang sedang melakukan tugasnya. Senyumnya terlihat sempurna dengan cekungan indah di kedua pipinya. Wanita ini terlihat sangat dewasa, kurasa umurnya sekitar 30 tahun atau lebih. Walaupun begitu, aku tidak melihat keriput ataupun tanda-tanda penuaan di wajahnya. Seorang pria yang umurnya berada jauh dibawahnya pasti rela jika harus meninggalkan kekasih mereka untuk mendapatkan wanita ini.

Entahlah, aku hanya merasa dia mempunyai daya tarik dari setiap gerak-geriknya. Cantik, sangat cantik. Kaki jenjangnya terlihat sangat sempurna memakai high heels mewah berwarna putih. Hidungnya tinggi dan matanya besar. Tubuh rampingnya dibalut dengan gaun berwarna ungu selutut dengan butiran batu-batu indah di sekitar dadanya. High class.

“Apa dia akan mengadakan pragaan busana disini?”

Bisikan Ji Eun membuatku terkekeh geli. Mengapa tiba-tiba mengatakan hal itu disaat hampir semua orang yang berdiri disini melihatnya tanpa berkedip. Haha, yeoja itu memang lebih terlihat seperti seorang model. Tubuhnya benar-benar sempurna dan dapat disejajarkan dengan model papan atas di Korea.

Aku hanya melihatnya samar tempo hari. Aku melihatnya sekilas, itupun dengan mata yang sudah basah karena menangis. Aku ingat dia melihat kejadian mengerikan itu, dia melihat ketika Kim Jongwon sialan itu menarik pingganggku kemudian mencium paksa bibirku. Aku lupa namanya, tapi aku rasa dia orangnya. Wanita yang sangat dicintai oleh sajangnim, yang membuat CEO menyebalkan itu memaksa aku untuk berpura-pura menjadi pacarnya. Wanita ini memang pantas sekali digilai oleh setiap pria. Jika aku terlahir sebagai pria, aku juga pasti akan mengejarnya mati-matian.  Aroma tubuhnya bahkan begitu menyengat dan membuat udara di sekitarnya menjadi sangat nyaman untuk dihirup.

Beberapa saat kami semua tenggelam dengan keadaan yang hanya berlangsung beberapa detik itu. kemudian segera mengembalikan konsentrasi kami pada pekerjaan, karena yeoja cantik itu sudah berlalu memasuki elevator. Kurasa dia akan menemui sajangnim di ruangannya. Aku tau sajangnim sangat menyukai wanita ini. Tapi cintanya bertepuk sebelah tangan, menyedihkan.

***

Aku dan Jieun sedang sibuk mengelap meja yang baru saja digunakan oleh pelanggan. Tapi tiba-tiba suara seseorang membuyarkan konsentrasiku.

“Shinyeong-ah, sajangnim menyuruhmu ke ruangannya sekarang juga”

Jung Namgil menghampiriku dengan sedikit terengah-engah. Kurasa dia baru saja bertemu dengan CEO kurang ngajar itu.

“Mwo? Ada apa lagi dia memanggilmu ke ruangannya. Kurasa akhir-akhir ini kalian berdua sering sekali bertemu. Apa terjadi sesuatu?”

Ujar Jieun dengan wajah penasarannya. Aku hanya bisa mengembuskan nafas berat mendengar pernyataannya barusan.  Akhir-akhir ini  dia mulai membatasi ruang gerakku, bahkan sering sekali menghubungiku hanya untuk menanyakan apakah cincinnya masih aku pakai. Atau mengirim pesan untuk mengingatkan agar aku tidak membuka cincin itu dari jariku. Dia juga sering sekali memanggilku untuk menemuinya dan ketika aku mengampirinya dia hanya mengatakan jika dia sedang ingin melihat tampang kesalku saja. Lama-kelamaan orang itu semakin menyebalkan.

Aku berjalan lunglai menuju elevator. Beberapa saat aku berdiri di depannya hingga akhirnya terbuka. Aku sudah memasang tampang kesalku sejak pintu elevator itu tertutup. Aku tau dia sangat senang melihat aku yang sedang emosi. Dasar pria AB yang aneh. Kurasa dia mendapatkan kepuasan tersendiri ketika melihat orang lain sedang merasa kesal.

Ting…

Elevator yang aku naiki berhenti  tepat di lantai 5. Tidak sampai 1 menit aku sudah mendarat dengan selamat di sana. Kuseret langkahku menuju ruang kerjanya. Ruangan paling istimewa di restoran ini, karena kudengar dia sendiri yang mendesain ruangan tersebut. Menurutku terlalu memboroskan energy karena terlalu banyak lampu besar dan juga kaca yang menjadi temboknya. Dia bahkan tidak pernah menutup tirai dari kaca tersebut, dan membiarkan terik matahari masuk melalui kaca transparan yang mengelilinginya. Dasar pria aneh, apa dia mengidap penyakit langka?

“Silyehamnida…”

Aku mendorong pintu yang sedikit terbuka, dan melihat 2 orang yang sedang berbicara serius. Kim Jongwon dan  eem… siapa namanya, aku lupa.

“Kau Kim Shinyeong?”

Yeoja itu berdiri kemudian menatapku dengan sumringah. Senyumnya terlihat sangat berbinar, dan melihatnya dari dekat dia benar-benar terlihat seperti dewi. Sangat cantik.

“Ah ne…”

Aku berjalan memasuki ruangan itu dan berdiri beberap meter dari posisi mereka yang sedang duduk berhadapan di sofa.  Aku mengalihkan pandanganku pada sajangnim yang sedang melayangkan senyum iblisnya yang mengerikan padaku. Ingin sekali aku melemparnya dengan sepatu hak tinggi yang sedang ku kenakan, tapi itu tidak mungkin karena dia pasti akan membalasku 1000 kali lebih kejam.

“Aigoo, nomu yeppoda”

Yeoja itu terlihat sangat senang melihat kedatanganku. Dia terus saja memasang cengiran lebar yang benar-benar sangat mempesona. Aku tak menghiraukan perkataannya karena saat ini Kim Jongwon sedang membekap mulutnya dengan sebelah tangan. Kurasa dia benar-benar sangat geli ketika yeoja ini mengatakan aku cantik. Kurangajar.

“Ahm… kamsahamnida”

Aku membungkuk singkat, masih dengan posisi berdiri karena belum ada yang mempersilahkanku untuk duduk.

“Kemarilah. Duduk disini!”

Yeoja itu menepuk sofa tepat disebelahnya. Akusegera melangkahkan kakiku dan duduk di sampingnya. Sedangkan Kim Jongwon masih saja memasang senyum memuakan.

“Oh, iya kenalkan aku adalah Min Hyorin. Kau tau kan aku konsultan keuangan di Babtols Restaurant? Aku juga calon kakak ipar Jongwon. Sebentar lagi aku akan menikah dengan kakak sepupunya”

“Ah, ne…”

“Kau Kim Shinyeong kan? Baru saja Jongwon memberitahukan namamu padaku”

“Ah, ne… Kim Shinyeong imnida. Bangapseumnida”

“Dia Shin Yeong, gadis yang belum genap berusia 20 tahun dia juga sangat pemalu, tidak pernah jujur akan perasaannya terhadapku. Dia lebih suka melakukan dengan tindakan daripada sebuah perkataan”

“Jinjayo? whoaa, Jongwon-ah kau benar-benar beruntung. Shinyeong benar-benar cantik. Matamu terlihat berbinar dan penuh keceriaan”

“Ah, ne… kamsahamnida”

“Maafkan aku karena tempo hari aku mengganggu hal menyenangkan yang sedang kalian lakukan”

“Ah, ne… gwenchana”

“Iya, aku masuk disaat yang tidak tepat. Ketika kalian sedang asik berciuman. Aku jadi merusak suasana”
“HAH, MWORAGO?”

Aku baru mengerti apa yang dia maksud dengan ‘hal menyenangkan’ itu sebelumnya. Aigoo, aku tidak pernah berfikir yang dia maksud adalah ciuman mengerikan itu.

“Sayang, kau kenapa?”

Aku melemparkan pandanganku kearah sajangnim. Aku menatapnya dengan mulut menganga. Kata apa yang baru saja keluar dari mulutnya? Sa… sa….sayang? aigoo, dia memang sudah benar-benar gila.

“Omo… kalian benar-benar sangat romantis. Jongwon-ah aku tidak menyangka kau akan bersikap seperti ini pada yeoja yang sangat kau cintai”

“Yah, begitulah nuna. Ehm, sayang… maafkan oppa karena memanggilmu secara tiba-tiba”

Mwo? OPPA? apakah aku harus mengucapkan kata menjijikan itu untuk memanggilnya. Tidakah lebih baik aku memanggilnya Jongwon-ssi atau Jongwon-ah, atau apapun itu asalkan tidak dengan sebutan Oppa. Sebutan Oppa hanya akan aku ucapkan pada Jungso Sunbae, walaupun aku sendiri tidak tahu kapan aku berani mengucapkan kata itu di hadapannya.

“Ah, ne… op…oppa”

Oke, aku memang harus menurut dengan apapun yang dikatakannya. Jika tidak, maka dia akan memintaku untuk membayar hutang Jieun 2 kali lipat dari sebelumnya. Aku benar-benar tidak punya pilihan lain saat ini.

“Cincinnya. Itukah cincin yang kau berikan Jongwon-ah?”

Hyorin unni mengulurkan tangannya untuk menggenggam tanganku, dia memperhatikan cincin yang melingkar di jari manisku. Sebuah cincin perak dengan permata diatasnya. Yah siapa lagi yang memaksaku untuk mengenakannya jika bukan Kim Jongwoon sialan itu.

“Cincinnya benar-benar pas di jarinya. Aku rasa kita berdua memang berjodoh, iya kan sayang?”

“An, ne…”

“Aigoo, kalian berdua benar-benar sangat serasi. Kau tau Shinyeong-ah. Tempo hari Jongwon menceritakan tentangmu. Dan dia mengganti namamu dengan sebutan ‘gadis ku’. Aku benar-benar sangat senang mendengarnya”

“Hem, karena dia adalah miliku nuna. Maka dari itu aku menyebutnya dengan  sebutan ‘gadis ku’”

“Ah, ne…”

Oke, sudah berapa kali aku menjawab setiap pernyataan yang mereka ucapkan dengan kalimat “ah, ne…”  dan lagi “ah, ne…”. Dan satu hal lagi, tidak mungkin Kim Jongwon itu menyebutku dengan sebutan ‘gadis ku’ . Aku rasa dia tidak tahu namaku sehingga menggantinya dengan kata itu. Pintar.

Aigoo, aku benar-benar seperti orang gila yang sedang sangat tertekan. Sama sekali tidak bisa melawan. Coba saja aku bisa membuat Kim Jongwon ini menderita alzaimer dan melupakan segala hal yang telah dia katakanya padaku.

“Oh iya, minggu depan. Bisakah kau makan malam bersamaku. Aku ingin mengenalmu lebih jauh. Sebentar lagi aku akan menjadi kakak ipar Jongwon dan itu berarti aku akan menjadi kakak iparmu juga”

“Ah, ne…, HUH? Mwo… mworago? Menjadi kakak iparku?”

“Aish, kau tidak usah seperti itu sayang. Hyorin nuna itu akan menjadi kakak iparku dan berarti dia juga akan menjadi kakak iparmu”

Aku melihatnya tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya padaku. Aku mengerti apa maksud dari senyum mengerikannya itu.

“Ah, hem… Ne… kakak ipar”

Aku balas tersenyum dengan sangat lebar. Mencoba melakukan apa yang dia isyaratkan. Oke, bagus. Hidupku selanjutnya akan berada dibawah siksan pria berengsek ini.

“Baiklah, aku datang kesini untuk menyerahkan berkas pada Jongwon sekaligus menemuimu untuk mengajak makan malam minggu depan. Sekarang aku harus kembali ke kantor pusat seoul”

Hyorin unni bangkit dari dudukannya diikuti aku dan Jongwon. Kami bertiga kemudian melangkahkan kaki menuju pintu.

“Aku sangat senang bertemu denganmu. Calon adik iparku”

Hyorin unni mengerlingkan sebelah matanya padaku. Sedangkan aku hanya memasang senyuman yang dipaksakan dan kurasa pasti sekarang wahjahku malah terlihat menyeramkan.

“Oh iya, kalian berdua terlihat benar-benar serasi. Walaupun umur kalian berbeda jauh tapi aku rasa kalian saling mencintai satu sama lain”

“Tentu saja, dia memang pilihan terbaikku dan kami juga saling mencintai”

Kali ini sajangnim melingkarkan lengannya di leherku. Mungkin maksudnya adalah merangkul, tapi sama sekali bukan itu yang dilakuannya. Dia terlihat seperti mencekik leherku dengan lengannya. Membuat aku sedikit sesak dan tersiksa karena harus terus tersenyum di depan Hyorin unni.

“Aigoo, kalian mesra sekali. Tapi aku sarankan untuk tidak berciuman di ruangan ini. karena terlalu berbahaya. Sebaiknya cari tempat lain yang lebih nyaman”

“Ah, iya kejadian kemarin itu karena dia menggodaku. Tentu saja aku tidak tahan dengan wajah imutnya. Hahaha”

Aku mendongakan wajahku tepat menatapnya yang benar-benar berada dalam jarak yang sangat dekat denganku. Karena tubuhnya yang lebih itinggi dariku, jadi aku harus mendongak untuk melihat wajahnya. Tangannya melingkar di leherku. Membuat aku tidak bisa menjawab apa yang baru saja dia katakan.

“Baiklah, aku pergi dulu, anyeong”

“Ne , anyeong”

Ujarnya dengan wajah sumringah, sedangkan aku hanya melambaikan tanganku tanpa bisa mengeluarkan suara. Beberapa saat pintu itu kembali tertutup setelah Hyorin unni keluar dari ruangan. “HYAAAAAAAAA…………”

Aku mencoba meninju perutnya dengan siku tangan kananku, namun sebelum aku sempat melakuannya dia malah melepas rangkulannya kemudian mendorong tubuhkuku hingga jatuh terduduk di atas lantai.

“Nilai estetis jas ini akan berkurang jika terkontaminasi bau keringatmu”

Dia mengibaskan jasnya dan menepuk dadanya dengan tangan kanan. Sedangkan aku hanya melihatnya dengan tatapan murka. Ingin sekali aku melempar wajahnya dengan kursi besar itu.

“KIM JONGWON MATI KAUUUU…………”

Aku berteriak dengan suara yang sangat tinggi, namun dia terus saja merapihkan jasnya tanpa memperdulikanku. Ya Tuhan, kenapa kau menciptakan manusia semacam ini? apa tidak lebih baik kau menciptakan pria lain yang membawa kedamaian untuk hidupku?

***

….Kim Familly’s House….

Jongwon’s POV

Rasanya lelah sekali setelah seharian beraktifitas. Meskipun aku sudah memiliki penghasilan sendiri dari beberapa pengembangan usahaku, namun aku tetap tinggal bersama kedua orang tuaku. Karena mereka bekerja begitu sibuk maka terkadang rumah sepi dan hanya ada beberapa ahjumma saja yang memang sudah diberi tugas masing-masing. Aku hanya tinggal meminta mereka melakukan apapun yang kumau maka ‘ting’ semuanya yang kuminta akan berada di depan mataku sesegera mungkin.

Aku benar-benar seperti seorang pangeran dalam sebuah kerajaan besar. Jongjin adiku, dia masih duduk di bangku kuliah saat ini. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan setelah mendapatkan gelar sarjana. Aku rasa adiku tidak tertarik menjadi pengusaha sepertiku, karena dia sedang berencana untuk melanjutkan kuliah nya di bidang politik. Mungkin saja dia akan meneruskan perjalanan ayahku di kancah politik. Keluarga kami memang sangat sempurna. Keluarga kecil yang rukun dan tentunya berlimpah dengan materi. Keluarga Kim.

Rumah sebesar ini selalu terasa sepi bagiku. Sebenarnya jika aku boleh jujur aku lebih suka hidup serba kekurangan dengan keluarga yang selalu ada disisiku sepanjang waktu. Sekalipun aku bisa menyewa orang untuk menjadi ibu dan ayah angkatku sehari, rasanya tidak mungkin karena kasih sayang yang diberikan atas dasar uang dan kasih sayang tulus itu beebeda.

Umurku sudah 28 tahun dan untuk seorang namja yang sudah mapan sepertiku memang seharusnya memiliki seorang pendamping hidup. Bukan aku tidak mau, tapi keinginanku untuk memilikinya selalu ada setiap kali aku memikirkannya, dia masih belum bisa aku lenyapkan dari pikiranku. Hyorin nuna, sampai kapan perasaanku ini akan bertahan padanya? Apa sebesar itu pengaruhnya padaku, hingga aku sama sekali tidak bisa melihat yeoja lain selain dirinya?

Aku merebahkan diriku di atas tempat tidur. Banyak pegawai yang bekerja disini tapi kenapa malah tetap terasa sepi? Sebenarnya aku merelakan jika mereka membawa drum ke kamarku lalu memainkannya dan menimbulkan kebisingan. Aku lebih suka seperti itu dibandingkan sikap segan yang selalu mereka tujukan padaku dan tak pernah berani sedikitpun untuk sekedar berbincang, jadi aku tidak memiliki tempat untuk mengadu.

Dulu aku memang dekat dengan kakak sepupuku tapi setelah kejadian itu, kejadian dimana dia telah menghancurkan hatiku, aku tak bisa lagi bersikap biasa terhadapnya. Dia tidak mengetahui bagaimana perasaanku terhadap Hyorin nuna dan aku berharap dia tak akan pernah tahu karena walau bagaimanapun aku tetap mengormati Hyung sebagai kakakku, kakak yang akan kujadikan panutan.

Tok.. tok.. tok…

Aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku. Pasti ahjuma. Sebelumnya aku memintanya untuk membawakan makan malam. Mungkin ini sangat telat disebut sebagai makan malam karena sudah jam 9 malam.

“Tuan muda. Ini makan malam anda”

Aku segera bangkit dari posisiku kemudian duduk di samping ranjang. Ahjuma meletakan sebuah nampan di meja yang beraada di dekat ranjangku.

“apa ini sudah sesuai dengan apa yang aku minta?”

“ya, tuan muda. Ramyeon dengan campuran kimchi sawi. Dan ini masih sangat panas. Sesuai dengan permintaan anda”

“Bagus. Terimakasih banyak”

“Ya. Selamat menikmati tuan muda. Saya akan kembali mengerjakan tugas”

“Em…”

Aku berjalan menuju sofa besar di tengah kamarku. Kupandangi ramen yang terlihat sangat menggiurkan itu, kuahnya terlihat merah karena capuran kimchi di dalamnya. Aku sengaja meminta ahjuma menyajikan semangkuk ramen. Aku tidak suka memakan makanan aneh yang harus diukur terlebih dahulu berapa takaran gizi yang terkandung di dalamnya. Dan itulah yang dilakukan oleh aggota keluargaku yang lain. Mereka harus memastikan berapa banyak gizi yang terkandung dalam setiap makanan yang ditelan. Dan itu benar-benar merepotkan.

Aku mengulurkan tangan kananku untuk mengambil sumpit yang tergeletak di sampingnya. Mengaduknya beberapa saat sebelum menyuapkannya ke dalam mulutku. Tapi belum sempat aku melakukannya tiba tiba

Trek…

Bagus. Mati lampu. Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Dimana senterku?

Dimana ponselku?

Cahaya, ayolah. Dimana aku bisa menemukanmu?

Nafasku mulai memburu ketika menyadari senter hitam itu tidak ada di dekatku. Ayolah, diamana aku meletakannya.

Argh…, Jantungku mulai berdebar hebat dan keringat dingin mulai membanjiri tubuhku.

Tidak, aku harus menemukan senter itu sekarnag juga sebelum aku mati lemas di dalam kamar.

“Bibi Jung… Bibi Han…”

Aku berteriak dengan sekuat tenaga untuk meminta pertolongan. Tapi sama sekali tidak ada jawaban. Sekarang aku mulai lemas karena kedua lututku tiba-tiba tidak bisa menahan bobot tubuhku sendiri. Tanpa aku sadari kini tubuhku sudah tergolek lemah di atas lantai.

“Bibi… Jung… tolong… tolong… aku… cahaya…cepat…aku…”

Aku memegangi dadaku yang terasa sangat sakit. Kini posisiku tepat di depan pintu kamar besar yang tertutup rapat.

Tiba-tiba pintu kamarku terbuka lebar. Aku melihat 5 orang pelayan di rumahku masuk dengan tergesa-gesa. Masing-masing menggenggam sebuah senter besar, dan mengarakan cahanya ke arahku. Aku benar-benar merasa lega ketika cahaya itu memantul ke mataku. Yah, untuk kesekian kalinya aku selamat dari kematian.

“Chosungeo, tuan muda. Kami sedikit kesulitan utnuk menemukan senter  jadi kami lama datang ke kamar anda”

“Ah, berikan … senter itu padaku…”

Aku masih terengah-engah unutk mengeluarkan sebuah suara. Mereka semua tampak panic, tapi segera menuruti perintahku.

“Ini tuan muda”

“Ahm.  Terimakasih telah datang sebelum aku mati”

Ujarku kemudian segera bangkit  dari posisiku yang masih berlutut di atas lantai. Beberapa diantara mereka membantuku berdiri. Tapi aku segera menghempaskan tangannya.  Bagaimana mungkin aku dibantu berdiri oleh 5 orang wanita. Apa tidak terlihat sangat menyedihkan?

“Kenapa listriknya bisa mati seperti ini?”

“Maaf tuan muda.  Sepertinya terjadi konsleting”

“Sampai kapan lampunya akan mati?”

“Tidak tahu tuan muda. Para petugas masih bekerja untuk membetulkannya”

“Baiklah, aku akan tidur di luar saja. Ayah, Ibu, dan Jongjin, masih belum pulang?”

“Tuan dan Nyonya sedang pergi ke luar kota. Sedangkan tuan muda Jongjin menginap dirumah temannya untuk menyelesaikan tugas kuliah”

“Oke, aku tidak mau tidur disini dengan cahaya yang minim”

“Anda bisa menginap di hotel tuan muda”

“Ani… aku akan menginap di restoran saja. Sekalian menyelesaikan beberapa tugas yang tertunda”

“Ah, apa perlu diantar tuan?”

“Tidak perlu. Aku akan berangat sendiri dengan  mobilku”

“Baiklah tuan muda. Em, lalu bagaimana dengan makan malam anda?”

“Sudahlah, aku tidak nafsu makan lagi sekarang”

“Tapi jangan lupa untuk membeli makan tuan. Anda harus tetap makan malam”

“Em… Araseo”

Aku mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja, kemudian segera turun menuju garasi untuk mengambil mobilku. Malam ini aku akan menginap di restoran Hongdae, masih ada beberapa pekerjaan yang belum diselesaikan. Daripada aku mati kekurangan cahaya dirumah, lebih baik aku pergi saja.

***

….Babtols Restaurant Hongdae….

Aku menyandarkan kepalaku di sandaran kursi. Kini aku sudah berada di dalam ruanganku di Babtols Restaurant Hongdae. Sekarang jam 10 malam. Restoran sudah tutup satu jam yang lalu, dan sekarang hanya aku saja sendirian yang berada di dalam sini.

Kruyuk kruyuk…

Aish, kenapa tiba-tiba aku merasa lapar seperti ini. Aku tidak bisa berkonsentrasi jika bekerja dalam keadaan lapar. Bagaima aku bisa menyelesaikan tugasku jika terus saja menahannya.

Ah benar, aku baru ingat jika aku mepunyai seorang pesuruh yang snagat berguna. Haha, Kim ShinYeong, kau masuk ke dalam hidupku disaat yang sangat tepat.

***

….Namsan Tower….

ShinYeong’s POV

Saat ini aku dan Jungsoo Sunbaenim sedang berada di Namsan Tower.  Dari sini aku bisa memandang seluruh Seoul. Ternyata tidak hanya anak muda yang datang ke tempat ini setiap harinya melainkan beberapa dari orang yang sudah berumur pun menjadikan tempat ini sebagai salah satu tempat favorit mereka.

Icon Seoul ini memang tidak pernah sepi di hari kerja sekalipun karena pengunjungnya bukan hanya mereka yang berasal dari Korea tapi juga ada sebagian dari mereka berasal dari Negara lain. Biasanya di akhir pekan tempat ini ramai dikunjungi oleh anak muda yang sedang dimabuk cinta. Benar-benar romantis, aku juga ingin seperti itu.

Sebelumnya aku meminta izin untuk pulang lebih awal. Entah malaikat apa yang sedang menghinggapi super visor kejam itu sehinga dia mengizinkanku untuk pulang jauh sebelum jam kerja habis. Seharusnya aku pulang jam 9, tetapi aku meminta izin agar dapat pulang pukul 7 malam. Tentu saja aku tidak pulang, yang aku lakukan adalah menemui Jungsoo Sunbae disini.

Sebelumnya aku berfikir bahwa Sunbaenim akan mengungkapkan perasaannya padaku dengan mengajakku ke tempat ini. Tapi ternyata itu salah besar. Dia hanya memintaku untuk menemaninya mengamati Namsan Tower di malam hari. Entahlah, ini sudah hampir 2 jam kami berjalan-jalan disekitar sini, tapi dia masih juga belum mengatakan sesuatu apapun mengenai perasaannya padaku.

Hemh… tidak kusangka perasaanku padanya bisa sejauh ini.Walaupun kami sangat dekat tapi dia selalu menganggapku sebagai adiknya. Bukan sebagai seorang yeoja labil yang bisa saja memiliki perasaan lain terhadapnya.

Hah kurasa dia tidak pernah merasakan jantung yang selalu berdebar jika berada di dekatku, tidak seperti saat aku dekat dengannya. Aku tidak bisa mengontrol perasaanku, aku juga ingin menghentikan perasaan yang hanya bertepuk sebelah tangan ini tapi tentu saja apa yang aku katakan selalu tidak sesuai dengan apa yang ada di hatiku.

Dia serius memandangi jejeran gembok yang terdapat di tempat dimana kami berada. Sedangkan aku sibuk tengelam dengan ketapanannya. Entah apa yang terjadi pada cara kerja otakku hanya saja aku benar-benar tidak bisa menolak kharismanya setiap saat. Dia selalu terlihat sangat tampan dalam kondisi bagaimanapun. Dan hal yang membuat aku hampir pingsan adalah ketika melihat cekungan indah di salah satu sudut bibirnya ketika dia tersenyum. Tampan. Tampan sekali.

“Mitos tentang gembok ini sebenarnya inisiatif dari salah satu pengunjung, yah seperti di Trevi Fontain dan Rumah Juliet di Italia”

Tiba-tiba ucapannya membuyarkan semua konsentrasiku yang terpusat di wajahnya. Jungsoo sunbae menunjuk jajaran gembok yang begitu banyak di pasang di pagar pembatas menara ini.

“Ne…”

Aku mengangguk menanggapinya. Melihat Jungsoo sunbae tersenyum seperti itu aku jadi tambah semangat mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulutnya.

“Kau mau mencobanya?”

Dia menyerahkan selembar kertas dan sebuah bolpoint ke hadapanku

“Mwo? Aku? Ah geuraesseo”

Aku langsung mengambilnya dari tangan Sunbaenim

“Lalu aku harus membiarkan tulisanku ini dibaca oleh semua orang?”

Tambahku kemudian melirik ke arah beberapa tulisan yang tergantung tanpa pola di sana.

“Jihoon dan Gilrae pasangan seumur hidup”

“Han Seulmi milik Joo Jinki”

“Jong Inhan belahan jiwaku”

Aku membaca satu persatu tulisan yang terlihat. Apa aku harus menuliskan kata-kata menjijikan seperti itu? Aish, pasangan yang berani menulis kata-kata ini benar-benar memiliki kepercayaan diri tinggi.

Kulihat Jungsoo Sunbae yang juga sedang membaca  setiap tulisan yang di sepanjang area ini. Bibirnya tak berhenti menunjukan senyuman, sesekali ia terkekeh geli ketika membaca sebuah kalimat di hadapannya.

Hemh apa aku juga harus menulis kalimat untuk sepasang kekasih. Sebuah harapan sebagai kekasih.

“Kim ShinYeong dan Park Jungsoo dua insan yang akan menjadi satu”

Ah aniyeo, bisa-bisa aku mati karena malu jika Sunbaenim membacanya.

“Kau menulis apa?”

Sunbae melirik sesuatu yang sedang ku tulis. Tapi aku langsung menghalanginya dengan kedua tanganku.

“Ah ini rahasia Sunbae…hem”

Ujarku kemudian kembali fokus dengan apa yang aku tulis. Setelah selesai aku langsung menggantungkan tulisanku ini di gagang gembok dan menggantungkannya di area pagar pembatas namsan tower, kemudian ku lempar kuncinya sejauh mungkin.

“Sudah selesai?”

Tanyanya kemudian melirik wajahku. Di tangannnya masih terdapat sebuah kertas dengan tulisan yang rapih.

“Ah, iya. Em, boleh aku tau apa yang kau tulis?”

Aku sedikit memiringkan kepalaku untuk melihat kertas di genggamannya.

“Hem, yah kau boleh membacanya”

Dia menjulurkan kertas itu tepat di hadapanku

“Park In-yeong, Oppa sangat menyanyangimu”

DEG…

Tiba-tiba dadaku terasa sesak setelah membaca kalimat yang baru saja dia tulis. Park InYeong? Orang yang sangat disayanginya? Apakah itu adalah gadis yang selama ini berada dihatinya? Gadis yang sangat dicintainya?

Ya tuhan, beruntung sekali gadis itu. Ternyata cintaku benar-benaran bertepuk sebelah tangan. Apakah aku masih bisa bertahan dengan semuanya, dan tetap menjadikannya sebagai satu-satunya pria yang dapat menarik perhatianku?

“Shinyeong-ah, Gwencana?”

Jungso sunbae mengibaskan tangannya  tepat di depan wajahku. Akhirnya aku mulai sadar dan kembali fokus, walaupun sebenarnya aku sama sekali tidak bisa fokus setelah membaca hal yang tersebut.

“Ah, ne…  gwencana. Mau kemana lagi kita sekarang?”

Tanyaku dengan suara yang hampir tak terdengar. Aku benar-benar shock dengan apa yang baru saja aku liat. Rasanya seperti berada di dalam ruangan hampa udara yang terasa sangat menyesakan.

“Ayo kita naik ke atas”

Tanpa aba-aba Jungsoo Sunbae menggenggam tanganku kemudian menariknya agar aku segera mengikuti langkahnya. Aku hanya bisa menganga tak percaya saat tangannya menyentuh tanganku.

Kami berlari menuju elevator kemudian segera naik ke atas. Setelah sampai, aku dan Sunbae berjalan menuju kaca. Dari sini dapat terliat dengan jelas keramaian kota Seoul. Kota Seoul telihat sangat indah dan sangat ramai. Tapi tidak dengan hatiku. Rasanya masih sangat sakit sekarang.

“Aku selalu teringat seeorang jika pergi ke namsan tower seperti ini”

“Ahm, maksudmu.?”

“Seseorang yang sangat aku sayangi”

“Hem… siapa?’

“Park InYeong”

Kata itu kembali terasa meghujam jantungku, benar-benar menyakitkan.

“Park… Park InYeong?”

“Ya, adiku satu-satunya”

Adik? Jadi dia mempunyai seorang adik wanita. Berarti yang dia tulis di gembok itu?

“jadi yang kau tulis di gembok itu adalah nama adikmu?”

“Ya, dia adiku yang sangat aku sayangi. Tapi sekarang dia sudah berada di surga”

“Huh?”

Aku kembali terperangah kaget mendengar apa yang baru saja dia ucapkan. Adiknya sudah meninggal!

“Dia meninggal di saat umurnya baru menginjak 19 tahun. Yah sama dengan umurmu saat ini. Dia itu sangat cantik dan manis. Selalu ceria dan tersenyum kepada siapapun yang dia temui. Jika dia masih hidup, sekarang umurnya sudah 23 tahun, yah tepat hari ini. ulang tahunnya”

“Mwo? Hari ini?”

“Betul, hari ini. 24 Juli. Kau tau kenapa aku sangat perhatian padamu? Kau adalah orang yang sangat spesial bagiku”

“Ah… oo… orang… yang… sangat spesial?”

“ Karena kau sangat mirip dengan In Yeong. Nama kalian berdua hampir sama Shin Yeong dan In Yeong. Walaupun wajahmu tidak sama dengannya, tapi sikap kalian berdua sama. Jadi aku selalu merasa jika InYeong masih ada di sekitarku”

Ya tuhan, jadi selama ini dia bersikap sangat baik padaku karena aku ini mirip dengan adiknya yang telah meninggal. Berarti aku salah menafsirkan berbagai perhatiannya padaku. Memang terlihat sangat berlebihan, membelikan posel, membayarkan sewa flat, bahkan setiap hari di kampus, jika aku menemuinya maka ia akan sangat senang. Dia selalu mengajaku untuk makan siang bersama. Dia juga selalu ingin mengantarku pergi pekerja ke restoran.

Jadi semua itu? semua itu karena dia menganggapku sebagai adiknya?

“Boleh aku tau kenapa dia bisa meninggal?”

“Dia terjebak di dalam elevator”

“Terjebak di dalam elevator?”

“Benar. Meninggal karena kehabisan oksigen”

“Lalu, tidak ada yang menolongnya sama sekali?”

“Kedatanganan teknisi elevator datang disaat dia sudah sangat lemas. Dan InYeong meninggal saat dia akan dibawa ke rumah sakit”
“Mengapa dia tidak menekan bell ring untuk meminta pertolongan saat terjebak di dalam elevator?”

“Dia tidak bisa melakukan itu. Keadaan di dalam elevator sangat gelap. Tidak ada cahahya sama sekali. Karena itulah dia  panik”

“Panik? Setidaknya dia bisa meraba dengan tangannya. Walaupun keadaan gelap dia masih bisa secepatnya minta pertolongan”

“Dia mengidap myctophobia”

“Myctophobia?”

“Adikku adalah salah satu dari sekian banyak penderita mythophobia di dunia ini. Dia merasa sangat tersiksa karena selalu membutuhkan cahaya setiap saat. Sekecil apapun itu, asalkan ada secerca cahaya yang memantul ke matanya. Maka dia bisa mengendalikan emosi dan cara kerja otaknya dengan baik”

“Aku sering mendegar phobia itu. Tapi aku sama sekali belum pernah bertemu dengan pengidapnya. Apakah separah itu?”

“Gejala yang akan terjadi jika terjebak dalam kegelapan biasanya akan mendapat kecemasan yang ekstrim, atau rasa panik luar biasa yang akan mengakibatkan sesak napas, denyut jantung tidak teratur, berkeringat dingin, merasa mual, gemetar hebat, dan tidak mampu untuk mengartikulasikan kata-kata atau kalimat. Itu sebabnya dia sama sekali tidak bisa bertindak ketika terjebak di dalam elevator”

“itu sebabnya dia tidak bisa menekan bell untuk meminta pertolongan?”

“Benar. Ketika itu terjadi konsleting yang menyebabkan listrik mati tiba-tba. Petugas pengawas CCTV bahkan tidak mengetahui ada seseorang yang terjebak di dalam elevator. Baru diketahui ketika beberapas saat kemudian jenset dinyalakan dan listrik kembali berfungsi. Tapi keadaan sudah terlambat karena InYeong sudah sekarat di dalam sana”

Aku mengigit bibir bawahku yang bergetar. Air mataku bahkan hampir menetes. Dia memang terlihat sangat tegar ketika menceritakannya tapi aku dapat melihat kesedihan yang sangat dalam dari matanya. Jungsoo sunbae, kau benar-benar sangat meyayangi adikmu.

“Sunbae. Aku tau kau sangat sedih. Sudahlah, tidak usah menceritakan lebih jauh”

“Yah, aku tau saat ini In Yeong ku yang cantik sudah damai di surga. Dan yang pasti dia tidak kekuraangan cahaya sedikitpun di sana”

“Benar. Dia pasti sangat bahagia berada di tempat yang luar biasa terang”

Dengan ragu aku mengulurkan tanganku untuk menepuk bahu Jungso Sunbae. Sekedar menguatkan dirinya yang sedang sedih. Aku tidak pernah menyangka dia mempunyai cerita seperti ini sebelumnya.

“Baiklah, aku rasa ini sudah malam. Lihat, tepat jam 10”

Dia berbalik menghadapku kemudian menunjukan jam tangan hitam yang melingkar di lengannya.

“Sama sekali tidak terasa. Padahal baru saja kita berada disini”
“Maaf, karena aku, kau harus meminta izin untuk pulang sebelum jadwal kerjamu habis”

“Aniyeo, gwencana. Mereka mengizinkanku dengan senang hati”

“Terimakasih sudah mau menemaniku di hari ulang tahun In Yeong, dan juga mendengarkan ceritaku”

“Em, aku senang kau mau membagi cerita tentang InYeong unni”

“Bolehkah aku tetap mengganggapmu sebagai adiku? Aku tidak akan menggapmu sebagai InYeong. Hanya menganggapmu sebagai adik perempuanku, karena sekarang aku sudah tidak mempunyai adik lagi”

“Em, aku senang menjadi adikmu. Karena aku juga tidak mempunyai kakak. Yang aku punya adalah adik laki-laki dan aku tidak bisa memanggilnya oppa”

“Kalau begitu, panggil aku oppa untuk kali ini saja”

“Ne?”

“Panggil aku oppa, Jungsoo Oppa”

“Ahm… ne, Jungsoo… oppa..”

“Bagus, adiku sayang”

Dia mengacak rambutku dan memasang senyum bahagia. Benar-benar sangat menyilaukan. Yah, menaggapku sebagai adik, hanya sebagai adik. Kim Shinyeong kau tidak boleh berharap lebih terhadapnya. Dan kurasa mulai sekarang aku harus menghapus bayangannya di otaku. Mencoba untuk melupakan impianku menjadikannya sebagai kekasihku seumur hidup. Karena ternyata cintaku hanya bertepuk sebelah tangan.

***

“Ini sudah malam. Biarkan aku mengantarkanmu sampai rumah”

“Ani, aku naik bus saja”

“Hei, ayolah aku tidak mau membeiarkanmu pulang sendiri”

“Hem, baiklah kalau begitu”

Kami berjalan menuju mobil Jungsoo sunbae yang terparkir di pinggir jalan. Dia membuka pintu mobilnya dan mempersilahkanku untuk masuk.

“Silahkan tuan putri”

“Ah… ne, gamsahamnida”

Aku mulai melangkahkan kakiku untuk masuk, tapi tiba-tiba aku merasakan ponselku bergetar.

“Ah, chakanman, sepertinya ada yang menghubungiku”

“Em, baiklah, kau boleh mengangkat teleponnya terlebih dahulu. Aku akan menunggumu di dalam”

Ujarnya kemudian memutar lagkahkan dan duduk dengan tenang di kursi pengemudi.

Aku tersenyum padanya sebelum menutup kembali pintu mobil dan berjalan beberapa langkah menjauhi mobilnya. Sebelumnya aku sudah melihat nama yang tertera di layar ponselku, maka dari itu aku menjauh darinya agar tidak mendengar percakapanku.

“Ada apa OPPA?”

Ujarku dengan nada merendahkan. Dia memintaku utnuk memanggilnya Oppa, dan aku tidak mau membuang percuama uangku hanya karena tidak mau menuruti perintahnya. Dan kata oppa untuknya itu benar-benar terdengar menjijikan.

“Hei kau ada dimana sekarang?”

“Aku di Namsan Tower, bersiap untuk pulang”
Namsan tower? Malam-malam seperti ini?”
“Ini hidupku, terserah aku ingin melakukan apa”

“Datang kesini sekarang juga”

“MWO? “

“Datang ke restoran sekarang juga. YEONGI SAYANG”

“Shireo, ini sudah lebih dari jam 10 malam. Aku sudah mengantuk”

“Datang kesini SEKARANG”

“SHIREO…”

“Baiklah, kalau begitu kembalikan 20.000.000 milik ku”

“MWO? KAU GILA?”

“Kalau begitu cepat kemari”
“ISH, kenapa kau suka sekali mengganggu hidupku?”

“Karena mengganggu hidupmu adalah hal yang sangat menyenangkan, SAYANG”

“GILA”
“Aku tunggu 45 menit dan kau harus sudah berada di sini”

“MWO? Kau fikir dari Namsan tower ke Hongdae itu tidak jauh. Bodoh, gunakan otak pintarmu untuk berfikir”

“Aku tidak mau tahu. Yang pasti harus 45 menit. Jika tidak kau harus mengembalikan 20.000.000”

Aku hanya mengelus dadaku dengan sabar agar tidak membanting ponsel yang baru saja aku beli beberapa jam yang lalu. Aku sengaja membelinya sebelum bertemu dengan Jungso sunbae, agar dia tidak mengetahui jika aku sudah menghilangkan ponsel pemberiannya.

“Yah, kurasa aku tidak bisa menolak permintaan iblis sepertimu”

“Ah, terserah kau. Oh iya, belikan aku jajangmyeon di jalan. Aku lapar”

“MWO? Hei sebenarnya sedang apa kau malam-malam begini masih berada di restoran?”

“Itu bukan urusanmu, YEONGI SAYANG”

“Cih, menyebalkan”

“Baiklah, aku menunggumu dengan sabar disini, tapi ingat 45 menit”
“YAK… MATI KAU KIM JONGWON, KAU SEHARUSNYA…”

“….”

Sial, dia menutup telponnya sebelum aku selesai berbicara. Aigoo, apa dia itu mengalami gangguan jiwa. Menyuruhku untuk datang mnemuinya sekarang juga. GILA.

Aku berjalan dengan terburu-buru menghampiri Jungso sunbae yang sejak tadi sudah menungguku di dalam mobil. Kuketuk kaca jendela mobil sehingga dia membuka seluruhnya.

Dia menjulurkan sedikit kepalanya sembari mendongak menatapku.

“Wae? Ayo kita pulang!”

“Ahm… mianhae, Subae… kurasa aku pulang sendiri saja”

“Mwo? Aku tidak akan membiarkanmu pulang sendiri. Ayo naiklah!”

“Ani, aku harus membeli sesuatu dulu. Tidak apa-apa, aku sudah biasa pulang malam setelah bekerja”

“Aku akan mengantarkanmu untuk mebelinya. Ayolah jangan membuat aku merasa tidak enak”

“Gwencana. Aku bisa sendiri”

‘Kau yakin?”

“Em, kau pulanglah duluan. Hati-hati di jalan”

“Baiklah, kau juga. Kalau terjadi sesuatu hubungi aku”

“Araseo, sunbae. Terimakasih untuk hari yang menyenangkan ini”

“Em, terimakasih kau bersedia menjadi adik kecilku yang manis”

“Ah, ne…”

“Panggil aku Oppa sekali lagi”

“Ah?”

“Ayolah katakan, Jaljayo oppa”

“Ahm…  Jaljayo… Oppa”

“Em, anyeong”

Dia megulurkan tangan kanannya untuk membelai pipiku. Sedangkan aku hanya bisa menganga mendapat perlakuan itu darinya. Sampai-sampai aku sama sekali tidak bisa membalas perkataannya.

Kutatap mobilnya yang mulai menjauh. Kuangkat tangan kiriku untuk menyentuh pipiku sendiri, yang tadi sempat dibelainya. Hangat.

“Aish… Kim Shinyeong sadarlah, ingat 45 menit kau harus sampai ke restoran”

Aku bergumam saembari menepuk-nepuk pipiku sendiri agar segera kembali tersadar.

“baiklah, aku akan menemui iblis sialan itu sekarang”

Sekencang-kencangnya aku berlari menyusuri trotoar menuju ke kedai jajangmyeon dan membelikan pesannnya. Setelah itu, aku berlari ke shelter bus, dan segera menuju Hongdae. Aigoo, hari yang sanget melelahkan.

***

….Babtols Resataurant Hongdae….

Jongwon’s POV

Aku terus saja mondar-mandir di dalam rungan besarku. Tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Kupandangi kerlap-kerlip lampu di sekitar Hongdae yang terlihat sangat menarik. Yah terang, aku sangat menyukainya.

“Aish, kenapa gadis itu lama sekali, sudah hampir satu jam dia belum datang juga”

Au terus saja meracau sembari memutar  ponsel di genggamanku. Tak lama aku mendengar derap langkah seserang yang mendekat. Ah, pasti itu dia.

Tok… tok… tok…

“Masuk”

Aku meihat seorang gadis dengan penampilan yang sudah tidak karuan. Rambut panjangnya terlihat berantakan. Sebuah syal tebal melingkar dengan pola acak-acakan di lehernya. Resleting dari tas selempangnya bahkan terlihat blum menutup sempurna. Di tangan kanannya, dia mebawa sebuah jinjingan, sedangkan tangan kirinya menggenggam seuah ponsel flip berwarna oranye. Ahaha, dia terlihat seperti nenek yang baru saja selamat dari terpaan angin topan.

“Kau kenapa?”

Aku berjalan menghampirinya yang terlihat sangat mengerikan. Dia mengeratkan giginya dengan emosi, tangan kanannya mencengkram tali plastik dalam genggamannya. Matanya terlihat memerah. Dapat aku lhat cairan bening sudah menggenang disana.

“Hei, kau kenapa? ayo jawab aku!”

Aku menggoncangkan bahunya berkali-kali sampai akhirnya dia menangis keras.

“HUWAAAA…..AAAAAAAAAA….HUWAAAA……AAAAAAAAA”

Aku menutup kedua telingaku karena dia meraung-raung dengan suara yang sangat tinggi

“YAK, kenapa menangis? Jangan menangis di hadapanku. Aku tidak tau apa yang harus aku lalukan jika menghadapi seorang gadis yang sedang menangis seperti ini”

“HUWAAAA…..AAAAAAAAAA….HUWAAAA……AAAAAAAAA”

“YAK, Kim Shinyeong, hentikan. Berhenti menangis kubilang”

“KAU KETERLALUAN… HIKS… KIM JONGWON SIALAN… HIKS… KENAPA KAU SUKA SEKALI MENYIKSAKU HUH?HIKS….”

Aigoo, aku tidak menyangka dia bisa menangis seperti ini. Aku kan hanya bermain-main.

“Sudahlah, jangan seperti ini. Cepat duduk. Aku kan memintamu kesini untuk menemaniku, bukan untuk menangis dihadapanku dan membuatku bingung”

Aku mengambil bungkusan di tangan kananya dan meletakan diatas meja. Kemudian meraih bahunya agar berjalan mengikutiku dan mendudukannya di sofa.

“Sudahlah, jangan menangis aku hanya bermain-main”

“INI… HIKS…. TIDAK LUCU…. HIKS…”

“Hei, siapa yang melucu. Aku hanya sedang bosan disini, dan kurasa hanya kau yang bisa menghiburku”

“MWO?”

“Ah, aa…ani… anyeo…. maksudku. Kau bisa menemaniku di sini. Sudahlah hapus air matamu, dan tiup ingusmu, itu terlihat menjijikan”

“Kau yang membuatku jadi seperti ini. Kau fikir aku bisa datang dalam waktu 45 menit menuju Hongdae. Bodoh”

“Hei, aku kan hanya bermain-main denganmu, masa kau tidak mengerti”
“Berhenti bermain-main denganku. Karena aku sama sekali tidak suka bermain-main denganmu”

“Araseo, sudahlah. Cepat rapihkan penampilanmu. Kau terlihat sangat mengerikan”

“Tch…menyebalkan”

Dia mencibir kearahku kemudian bangkit dan segera berjalan keluar.

“Hya, kau mau kemana?”
“Aku mau ke toilet. Kau yang mengatakan padaku agar segera merapihkan penapilanku”

“Apa kau berani sendirian, perlu kuantar? Ini sudah hampir tengah malam”

Aku memasang cengiran lebar, membuatnya segera berbalik sebelum membuka pintu. Dia membuka tas selempangnya kemudian melemparkannya tepat kearahku. Aish, baru kali ini ada seorang gadis yang berani melemparku seperti ini.

Baiklah, karena aku sudah sangat kelaparan, akhirnya aku segera meraih jajangmyeon itu dan menghabiskannya dangan membabi buta. Selama dia berada di toilet, aku sudah berhasil menghabiskan semuanya.

Aku meneguk air mineral di dalam botol hingga setengahnya. Merapihkan bungkusan jajangmyeon dan segera membuangnya ke tempat sampah. Kenapa dia lama sekali, apa pingsan di dalam kamar mandi? Ah , entahlah. Aku kembali duduk tenang di sofa, dan menyandarkan punggungku ke sandarannya.

Krek…

Aku melihat kearah pintu yang terbuka. Shinyeong terlihat sudah lebih baik dari sebelumnya. Dia mengikat tinggi rambutnya dengan satu ikatan dan menjepit poninya kebelakang menggunakan sebuah jepitan berwarna putih. Aigoo, aku baru menyadari kalau gadis ini mempunyai leher yang sangat indah.

“Apa yang kau lihat?”

“Ah… aa…ani… obseoyo…”

Aku segera mengalihkan pandangaku ketika dia menyadari apa yang sedang aku tatap saat ini. Shinyeong kembali melangkahkan kakinya, berjalan dan duduk di sampingku.

“Maafkan aku karena membuatmu menangis”

“Sudahlah, kau sudah biasa menyiksaku seperti itu”

“Hei, jangan gunakan kata-kata menyiksa. Itu terlalu berlebihan”

“Lalu aku harus menyebutnya apa? menganiaya?”
“Itu sama saja bodoh”

“Berhenti menyebutku bodoh. Aku adalah mahasiswa akselerasi. Dan yang pasti kemampuanku diatas rata-rata”

“Tapi kau itu pikun. Dan mungkin saja sudah terserang alzaimer”

“Asal kau tau, aku sudah memeriksakan diri ke dokter dan mereka bilang kau baik-baik saja”
“Lalu kenapa kau sangat pelupa?”
“Mungkin karena aku terlalpu pintar. Banyak sekali pelajaran yang aku tau, jadi aku sering melupakan hal sepele yang terjadi di sekitarku”

“Berheni menyebut dirimu pintar atau aku akan muntah”

“YAK, Kim Jongwon!”

“Sudah kubilang, panggil aku Oppa. Shin Yeong sayang”
“ISH…”

Dia terlihat sangat kesal ketika mendengar kata yang baru saja keluar dari mulutku. Entahlah, Shin Yeong sayang. Aku merasa senang jika menyebutkan nama itu.

“Kenapa kau ada disini malam-malam seperti ini?”
“Listrik dirumahku mati?”

“MWO?”

Dia membulatkan matanya menatapku. Mulutnya menganga lebar seakan tak percaya. Sebuah ekspresi yang terlihat sangat berlebihan. Dasar gadis aneh.

Aku kembali beringsut dari dudukanku kemudian menyandarkan punggungku ke sandaran sofa dengan lebih nyaman.

“Listrik dirumahku mati. Dan kamarku menjadi gelap”

“Lalu memangnya kenapa kalau gelap? Huh? apa omma-mu tidak ada. Jadi tidak ada yang menemanimu dan menepuk punggungmu sampai tertidur. Aish, menggelikan”

Dia mencibirku dengan tatapan sinisnya. Tidak tahu kenapa, aku sangat suka dengan tampang menyebalkannya itu. Dia terlihat sangat imut.

“Berhenti meledekku. Aku sedang berbicara serius”
“Lalu apa masalahnya jika kamarmu gelap?”
“Aku menderita myctophobia”
Dia kembali berbalik menghadapku dengan tatapan yang sama seperti beberapa saat yang lalu. Membulatkan matanya dengan mulut menganga.

“Myc…mycto…phobia”

“Yah, kau pintar. Pasti kau sudah tau kan? Kau boleh meledeku sesuka hati. Merendahkanku dan megatakan jika aku ini pria lemah. Aku akan menerima semuanya karena myctophobia-ku ini adalah kenyataan”

“Kau… mengidap myctophobia?”

“Benar, takut kegelapan. Aku ini pria AB yang sangat sempurna. Hanya itulah satu-satunya yang menjadi kekuranganku”

“Sejak…. Sejak kapan kau.. mengidap… myctophobia?”
kalimat yang keluar dari mulutnya terputus-putus karena dia masih merasa sangat kaget setelah mengetahui semuanya. Kenapa ekspresinya berlebihan sekali

“Aku tidak meyangka responmu akan berlebihan seperti ini. Aku kira kau tidak akan peduli. Aku menderita myctophobia sejak umurku 8 tahun. Berarti sudah 20 tahun aku memusuhi kegelapan”

“Jadi kau datang kesini untuk mendapatkan tempat yang terang?”

“Ya, aku tidak bisa bertahan dalam gelap. Karena kau tau apa yang akan terjadi padaku jika terjebak dalam situasi seperti itu? Gejala yang akan terjadi jika terjebak dalam kegelapan biasanya akan mendapat kecemasan yang ekstrim, atau rasa panik luar biasa yang akan mengakibatkan sesak napas…..”

Dia memotong kalimatku saat aku belum sempat menyelesaikannya. Kemudian melanjutkannya dengan sebuah pernyataan fasih yang sangat mengejutkan.

“Denyut jantung tidak teratur, berkeringat dingin, merasa mual, gemetar hebat, dan tidak mampu untuk mengartikulasikan kata-kata atau kalimat. Itu adalah apa yang akan terjadi padamu. Benar kan?”

Aku hanya membulatkan mataku dengan tatapan kaget. Bagaimana dia bisa mengetahuinya sebaik itu?
“Bagaimana kau…bisa?”

“Beberapa jam lalu aku juga mendengarkan cerita yang sama”

“Mwo? Kau bertemu seseorang yang mengidap myctophibia?”

“Ani, Dia menceritakan adiknya”
“Adiknya menderita myctophobia?”
“Benar, tapi adiknya sudah…em…”

Dia sedikti kesulitan untuk mengeluarkan suara dari mulutnya. Tapi aku tau apa yang akan dia katakan selanjutnya.

“Adiknya sudah meningal?”

Ujarku dengan wajah yang sangat santai. Aku tidak mau tenggelam dalam ketakutan. Sudah cukup aku takut gelap, jika takut mati, maka aku tidak akan mempunyai semangat untuk hidup.

“Ah… benar”

“Bagaimana dia bisa meninggal?”

“Sudahlah, aku tidak ingin menceritakanny padamu”

“Meningal karena terjebak dalam gelap?”

“Em, dia terjebak di dalam elevator”

“Yah, itulah yang sering aku rasakan. Aku tidak ingin berlama-lama berada di dalam elevator. Aku takut tiba-tiba terjadi masalah. Bagaimana jika elevator yang aku naiki berhenti dengan lampu yang mati. Kurasa aku juga akan mati jika terjebak dalam situasi seperti itu”

***

Shinyeong’s POV

Aku merasa bersalah ketika harus menceritakan mengenai InYeong unni kepada sajangnim. Kurasa itu malah akan membuatnya semakin merasa tersiksa dengan phobianya.

“Jangan mengatakan hal seperti itu. Kau bisa sembuh kan?”

“Yah, sampai sekarang aku masih harus menjalani 3 teraphy sekaligus”

“Em, yakinlah kau akan segera terbebas dari myctophobia”

“Semoga saja begitu”

Dia menunduk dengan tatapan yang sayu. Ada sesuatu yang menggetarkan dadaku secara tiba-tiba. Entahlah, aku hanya merasa jika aku ingin sekali memeluknya saat ini, menenangkannya yang terlihat putus asa.

“Sajangmin, Kau pasti akan sembuh”

“Sebenarnya aku tidak yakin, tapi aku akan berusaha”
“Berusahalah dengan sekuat tenanga, Jongwon oppa”

Entah mendapat dorongan dari mana, tiba-tiba aku beringsut dari posisiku untuk menghadapnya, kemudian menarik tangan kanannya dan memeluk tubuhnya dengan erat. Aku mengusap punggungnya dengan lembut. Mencoba memberikan energi positif agar dia bisa lebih baik. Aku tidak mau apa yang terjadi pada InYeong unni juga terjadi padanya. Aku tidak mau orang yang sangat menyayanginya menjadi sedih. Walaupun dia sangat menyebalkan tapi aku merasa saat ini dia sedang butuh banyak perhatian.

Tanpa aku duga, dia malah semakin mempererat pelukannya di tubuhku. Menyangga dagunya di bahuku, dan membenamkan wajahnya dengan pasrah. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang aneh menjalar di tubuhku. Yah, untuk pertama kalinya aku merasa berdebar karenanya. Sebuah perasaan yang tidak pernah aku sangka sebelumnya.

***

Jongwon’s POV

Tok.. tok… tok…

Suara ketukan pintu itu terasa sangat nyaring masuk ke telingaku. Saat ini aku merasa masih berada di alam bawah sadarku. Dan masih terpejam dengan sempurna. Aku ingat malam ini aku tidur di restoran karena listrik dirumahku sedang mengalami gangguan.

“Engh…”

Aku mendengar suara seseorang mendesah dengan pelan.

Seorang gadis? Kenapa suaranya dekat sekali?

Aku membuka mataku secara perlahan, mencoba untuk mendapat fokus karena silaunya matahari yang mulai memantul dari kaca ruanganku.

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali sebelum membukanya dengan sempurna.

“Kim Shinyeong?” Batinku, ketika melihat wajah yang sedang berada tepat di hadapanku saat ini. Dia menggeliat pelan dengan mata tertutup.

Mwo?

Tidur?

Kami tidur bersama?

Apa ini?

Apa yang sebenarnya terjadi?

“Yeongi-ah”

Ujarku dengan suara yang terdegar serak. Wajah Gadis ini tepat berada di hadapanku, hanya terpaut 2 atau 3 senti meter. Kenapa bisa sedekat ini?

Aku mengangkat kepalaku sekedar mencari tahu, sebenarnya kami sedang tertidur dalam posisi seperti apa?

“MWO?”

Aku terperangah kaget saat menyadari kami berdua tidur dalam posisi berpelukan di atas sofa. Dia menindih tangan kananku, sedangkan tangan kiriku melingkar indah di pinggangnya. Kakiku bahkan membelit kakinya dengan sempurna. Aigoo, apa yang kami lakukan?

Aku masih betah dengan poisiku saat ini. Entahlah rasanya belum ingin terbangun dan ingin terus saja memandangi wajahnya dari jarak sedekat ini. Aku menyadari jika gadis di hadapanku ini benar-benar manis.

Aku menyingkap rambut panjang yang menutupi lehernya, karena saat ini dia tidur meringkuk di dalam pelukanku. Kuulurkan tangan kiriku yang masih melingkar di pingganya , membelai leher jenjangnya yang tiba-tiba membuatku berdebar hebat.

Dapat kuliat kelopak matanya mulai bergerak secara perlahan, dia kembali menggeliat dipelukanku. Hingga akhirnya matanya terbuka sempurna. Aku yang tidak tau harus berbuat apa, hanya bia menatap mata sayunya yang baru saja terbuka.

“Selamat pagi….”

Sebuah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya. Mwo? selamat pagi? Dia menyapaku saat membuka mata di pelukanku. Apa dia mengigau?

“Selamat pagi, Yeongi sayang”

Balasku kemudian tersenyum. Dia akhirnya sadar sepenuhnya, kemudian membulatkan matanya menatapku. Aku rasa dia memang mengigau barusan.

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”

Dia berteriak keras tepat di depan wajahku, kemudian mendorong tubuhku hingga terjungkal ke lantai.

”APA YANG KAU LAKUKAN PADAKUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU?”

Masih dengan penuh emosi, dia berteriak sangat keras. Membuat aku meringis kesakitan karena bokongku membentur lantai dengan sangat keras. Kupingku juga menjadi pengang tiba-tiba karena teriaknnya.

“Sajangnim apa yang….”

Aku melihat Seungho masuk  ke dalam ruangaku dengan terburu-buru. Kurasa dia yang sebelumnya mengetuk pintu berkali-kali.

“Kim Seungho?”

Aku memandangnya yang terlihat sangat kaget. Perhatiannya tertuju pada Shinyeong yang sedang duduk di sofa. Aku yang menyadari kemana arah tatapannya, segera melempar pandanganku kearah Shinyeong yang sedang membenarkan bajunya yang terlihat sangat berantakan. Behkan aku dapat melihat beberapa kancingnya terlepas.

Aigoo, apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak merasakan apapun semalam. Dia hanya memeluku yang sedang merasa putus asa. Kemudian karena mengantuk, aku tertidur di pelukannya. Setelah itu, yah kurasa kami berdua hanya tertidur.

“Ah, Seungho-ssi. Dia adalah kekasihku. Kim Shin Yeong?”

“MWO?”
Kali ini Shinyeong yang menatapku dengan tatapan kaget, Kulirik Seungho yang hampir pingsan mendengar perkataanku barusan. Mulutnya masih menganga lebar seakan tak percaya.
“Eng, ba… baiklah sajangnim. Aku… aku… sebaiknya… aku kelaur dan memberikan kalian sedikit privasi”

Seungho terlihat salah tingkah hingga akhirnya dia tergesa-gesa keluar dari ruanganku dan,

Buukkk…

Suara pintu menutup itu terdengar sangat keras. Sedangkan aku dan Shinyeong hanya saling bertukar pandang dengan tatapan bingung.

***

To Be Continue….

***

Sampai part 4 nih.

Masih tertarikah buat baca lanjutannya?

Maaf yah kalo banyak kekurangan, maklum namanya juga kan masih belajar. Makanya jangan lupa dikomentarin abis-abisan, dihina sesuka hati. Kita berdua pasti menerima setiap keritikan ko. Walopun kadang suka mewek sendiri kalo ternyata readers gak puas dengan apa yang kita tulis.

Maaf yah, tadinya aku mau bikin sampe Jongwon ngumumin ke seluruh karyawan kalau ShinYeong itu pacarnya, tapi rasanya ini aja undah kepanjnagan. Jadi mungkin itu ada di part selanjutnya.

Kalo alurnya lambat, maaf ya. kami kan mau menceritakannya sedetail mungkin, biar serasa kaya nonton drama. Tapi tergantung ide aja deh. Yang paling mempengaruhi sih pastinya reader. Kalo reader semangat ngasih banyak comment. Kami juga ga kalah semangat buat nulis.

Karena nih FF emang kelamaan update, jadi minggu ini aku ngebut nulisnya. Biar bisa publish hari ini. Maaf yah kalo banyak kesalahan penulisan.

Jangan lupa berikan kami banyak dukungan.

Gamsahamnida *bow*

127 comments on “Myctophobia 4th Story : We Spend The Night Together

  1. Waaaa kerennn….

    Shin Young kasian banget klo di dpan Hyorin, Jongwoon bkal baikbaikin Shin Young, memujim Shin Young. Tpi klo dibelkang Hyorin, Jongwon bakal ngerjain dan injekinjek(?) Shin Young abis abisan.

    Aku kira Teuki mau nembak Shin Young waktu di Namsan Tower, ternyata cma minta tmenin doang buat ngrayain ultah adiknya.
    Wlopun gak jadi pacarnya Teuki, Shin Young dianggap adiknya. Itu mash untung daripada gak dianggap sama sekali, aku aja mau jadi adeknya abang Teuki*ngarep><

    Kyaaa…. Shin Young tdur breng sm Jongwoon, aku pengin tau ekspresi mereka berdua waktu bngut tdur.
    Lebih lagi gmana ekspresinya Seungho waktu liat Shin Young yang masih terlhat kacau.
    Bkal jdi skandal berar ni direstoran. Seorang pelayan tdur sm atasannya*plak

    cepet cepet aplot part selanjutnya ya, penasaran tingkat tinggi ni^..^
    semangat!!!

    • Keren? YAKIN? HAHA

      Iya Jongwon nyebelin banget. tapi aku sih mau aja kalo jadi Shinyeong, walopun diinjek-injek tapi tetep bisa tidur bareng Yesung oppa *ups

      Cinta Shinyeong bertepuk sebelah tangan tuh, sama kaya cintanya Jongwon sama Hyorin nuna, hoho

      Ahaha, pasti pada salah tingkah 2-2-nya lah.
      skandal besar di restorant makanya besok Jongwon mau dikenalin sebagai yeojacinggunya Jongwon.

      sabar nunggu ya, yeobo 😉

  2. woaaa
    Akhirnya sekian lama mnunggu publish jg
    Aku ska karakter youngie sma jongwoon dsni
    Akhirnya ad skinship jg
    Kaya pelukan
    Hahhaha
    Lucu si youngie gk sadar lg d peluk jongwoon
    Itu seungho klo dbayangin tolol amat psti mukanya
    Hahah
    Maaf pnjang chingu
    Lanjutannya sgera ya
    Daebak dh

    • Ish, apaan lama nunggu, seminggu juga belum kayanya.

      Skinship dari part pertama aja uda cipokan, ahaha

      Seungho cuma bengong aja tuh, yang terlihan bego ya Shinyeong-nya. masa bangun tidur masih sempetin bilang “selamat pagi”. ahaha

      ah kurang panjang komennya *tabok*

  3. hahha
    ia ya kayanya bru sminggu dh dr part 3 ke 4
    Wkwkw
    Ini kan skinshipnya udh ada getaran2 asmara
    Gk kya dlu penuh emosi meluap luap (?)
    Hahha

  4. hai…hai…haiiii…^^
    Reader baru neh…hehehe…
    Maaf yaa kalo akunya lngsng koment di part 4…hehehe…
    Cerita’x bagus jadi ingat drama secret garden…hehehe…
    Wew…kaya’x mulai cintacinta an nih…keren bgt itu posisi bobo’x…hihihi
    Lanjutin yaa…
    Aq tunggu loh…^^ akunya lngsng koment di part 4…hehehe…
    Cerita’x bagus jadi ingat drama secret garden…hehehe…
    Wew…kaya’x mulai cintacinta an nih…keren bgt itu posisi bobo’x…hihihi
    Lanjutin yaa…
    Aq tunggu loh…^^

    • Reader baru? udah kenalan di Anyeong Readers kah?

      Iya betul sekali, tapi disitu Joowon mengidap claustrophobia (phobia tempat-tempat sempit)

      cinta-cintaan, ahaha iya iya.

      aku juga mau bobo bareng Yeppa *iri*

  5. ya ya ya,,akhirnya keluar juga ne ff…
    lamaaaaaaa bgt nungguin ne ff keluar,,suer deh thor!
    …aku makin penasaran aja!!
    aku paling penasaran tu seandainya kalo jongwon phobianya kambuh trus disampingnya tu ada shinyeong??kekekeke…
    tak kirain jungso suka ma shinyoung tpi cuma nganggep adek aja toh!!
    tpi baguslah,,biar gak rumit cinta cinta’anya…
    ….hadueh thor,jgn lama2 lanjutanya biar hidupku gk pnuh dgn rasa penasrn yg mendalam(?)/ngmong apaan si lu!!!
    suka suka suka semangat semangat semangat!!!

    • MWOYA? aigoo, ini tuh uda publish lebih cepet dari sebelumnya loh.

      Iya pasti shinyeong panik banget kalo jongwon kambuh di depannya, hum, gapapa biar langsung dipeluk. *loh?*

      Yah dia nganggep ade, tapi gatau ke depannya perasaan jungso sama shinyeong bakal kaya apa.

      Ahaha, penasaran ya? baguslah, aku suka bikin idup orang jadi penasaran *tabok*

  6. Annyeong aq reader baru,,bangapta…he

    aq baru dnger loh klo ada semacam phobia kaya gitu, pdhal aq sklah d.sklah kesehatan tpi bru tau itu dri ff ini….hehe
    suka banget deh sma sifat yesung oppa yg kaya gini, kaya.a cool banget gitu. Makin penasaran sama apa yg terjadi sama pasangan itu, lanjutan.a jgn lama” ya 🙂

    • hayo reader baru harus kenalan di anyeong readers dulu ya! *maksa*

      MWOYA? SERIUS? kamu di sekolah kesehatan tapi gatau phobia ini? kemana aja mba?

      Iya aku juga suka banget, ga konsisten, bagai air di daun talas *?*

      yuhu, diusahakan kalo uda ada ice langsung kami tulis.

  7. Aku dukung ko Melon Jumma..
    Hahaha

    aigoo…aku bahagia bgt kalo ada adegan kaya ‘itu tuh’ yang peluk2an gitu..
    Hahahahahaha

    ayo lonMma, trus perbanyak yang kaya ‘bgitu’nya..
    Lambat ya??
    Ga papalah..jadi bagus donk..
    Jadi lama tamatnya..wkwkwk

    hmm, aku ga bisa komen banyak2 LonMma..aku lagi sibuk ngurusin baby aku a.k.a geun-ah..hahaha
    dia hasil perkawinan aku dengan shin dongho..
    Tapi aku ga yakin juga, suami aku kan banyaaakk..
    Bwahahahaha

    okelah, yang pasti Myctophobia harus wajib mesti kudu fardhu ain fardhu kifayah lanjuutt…
    Arasseo LonMma..

    Dadadaaaaaaahh..

    _YEOJA TERCANTIK SEJAGAT RAYA DAN TERIMUT SEPANJANG ABAD YANG SELALU SETIA MENEMANI PARK JUNGSOO, PARK SANGHYUN,CHO KYUHYUN,LEE DONGHAE,LEE HYUKJAE,LEE TAEMIN,LEE JINKI,LEE SUNGMIN,SHIN DONGHO,KEVIN WOO,KIM KIBUM,KIM JONGHYUN,KIM JONGWOON_

    • Ahaham masih bagus aku disebut melon, daripada serlin dipanggil ahjuma, wakaka.
      Allahuakbar, nih anak nyarinya adegan menjurus mulu ya. hadeh.
      Lama tamatnya, suka-suka aku ya kapan mau ditamatin.
      Heh, jadi kamu gatau siapa bapa dari anak kandung kamu? Ish, dasar wanita giliran.
      Lanjutannya mungkin aga mandek, tergantung serlin noh, mau nulisnya mulai kapan.
      Iya yeobo, kamu emang paling cantik. Tapi maaf yah, sebenernya cantikan aku *cekek*

  8. Waahhhh bagus eonnie, gpp ko alur cerita nya lambat, biar readernya paham drpd loncat² tp ga ngerti, hehehe

    Ak reader baru, yanthy imnida 🙂
    Di tunggu part selanjutnya, hwaiting!

  9. Kya….meraka tdr sma2..kok bs…aih..mau d pluk yesung oppa….
    Author..update nya jgn lama2..dah pnsaran bgt ama klnjutan crtnya…

    • iya bisa lah un, kan tidur cuma merem aja. mungkin kebawa suasana kali, kan ceritanya udah ada getaran gitu *?*

      iya un diusahakan ga lama-lama tapi bagimana dong kalo idenya mentok?

  10. Kira’in teukppa bkal nembak shinyoung,ternyta enggak~syukur dech^^
    itu mereka pada ngapain sich?tidur aja kancing shinyoung bisa lepas…eciee~jangan2….
    Niy ff bgs kok,alurx lambat gpp,cz aq lbh suka ff yg mendetail…
    Lanjut ya?

    • Ahaha, engga ngapa-ngapain ko, kan tidurnya peluk-pelukan, jadi siapa tau aja kegesek-gesek *?*

      Iya Gumawo
      unni?
      eh cinggu?
      eh dongsaeng?
      ah aku gatau, belum kenalan sih, hoho

  11. Aishhh jangan ngerangkak amat dong eonnie, ntar keduluan ddangkoma gih jalannya, wkwwkkwk

    Intinya “Detail lebih baik drpd ga jelas sm sekali” hehehe ak lupa FF eonnie yg judulnya mana, “yg kyu ternyata sodara s’ayah si tokoh cwe” #MikirKerasGaragaraLupaJudul tiap scene nya kayak ga nympe kelar deh, ad rada kecewa habisnya banyak alur cerita yg aku ga ngerti gara² loncat², contohnya waktu siwon ngajak main permainan biar suasana mencair gr2 kyu emosi, knp ga di ceritain aja gmn permainannya, kali aja bakal ada chemistry antara kyu ama si tokoh cwe , hehehhehehehe maaf loh, ini cuma masukan dr aku, biar writers favorite aku nih (selly serlin-red) biar tambah bagus FF nya n tambah banyak yg suka 😉

    Wkwkkwkwkk jujur ya, aku benar² reader baru n baru suka FF ga nyampe sebulan ini, haha jadi aku bener² masih original / buta sama sekali ma bahasa korea, wkwkwkkwk yg aku ngerti yg standar² aja lah ” . . . . Imnida ” buat perkenalan sama “kamsahamnida, gomawo” buat terima kasih. Bantu aku yah buat nambah kosakata, hehehhehe dongsaeng itu bukannya sodara yah ??????

    Ckckckk ini koment terpanjang yang pernah aku buat 😀

    • Iyalah kalo terlalu lambat kapan selese?

      aigo yeobo, ini komen apa pelajaran bahasa indonesia ya? itu tulisan serlin When the love reached into my heart. kan itu FF pertama yang dia tulis jadi mungkin belum mendalami *?*

      Whoa ternyata kamu baru menggemari FF ya, baguslah. sering-sering aja ya nongkrong disini.

      Bahasa korea aku juga dasar banget, nah itu paling yang diselipin di FF. itumah uda biasa banget bahasanya juga. gara-gara keseringan nonton drama korea jadi tau dikit.

      Dongsaeng itu adek, sayaaang…,

  12. Hahhahaha kebanyakan yg di baca malah lupa judulnya apa :p
    Laa kog gitu, padahal aku paling benci lho pelajaran bhsa indonesia, yaa selain olahraga soalnya aku ga ada bakat sama sekali 😀

    Baru selesai baca yg i love you yongwonhie nih, bener² maksa ya thor, wkwkwkkwkwk

    Oowwhhh, adek yak maksudnya, emang umur author brp ?? Aku asal nyebut “eonnie” aja, hehehe aku 19th 😀

    • whoa jadi kamu atlit ya? *sotoy*

      Kalo yang i love you yongwonhie bukan aku yang nulis. itu tulisan serlin.

      MWOYA? KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
      AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
      AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
      AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

      chosungeo, jeongmal chosungeo UNNI. aku Dongsaeong *bungkuk sampe tanah*
      aku kira unni lebih muda dari aku. haduh Pabo Selly… *jedotin kepala sendiri*

  13. Omo….part ini daebak banget…
    Jongwoon…kau mulai tertarik pada shin yeong, huh??
    sms cuma menanyakan cincin dan memanggil cuma mau melihat wajah kesalnya.aaahhh…serasa melting.
    Alurnya udh gak lambat lagi kok… =D
    Next part cepet update ya…bner2 ditunggu…

    • Gumawo..,
      iya sebenernya jongwon tuh lebay. tinggal ngomong cinta aja gitu langsung kalo tertarik. hemh, sayangnya dia masih merasa kalo Hyorin nuna satu-satunya wanita di dunia ini.

      diusahan cepet deh, em unni? cinggu? atau dongsaeng ya ini?

      terimakasih *bow*

  14. Hahaha…. Annyeong eon!!
    Wkwkwk aku ketawa bgt pas bagian akhirnya
    Serem juga ya myctophobia
    Aku udh ngira dari awal in young itu adeknya si teukpa
    #yaiyalah… Shinyoung langsung pesimis pas baca kertasnya teuk
    Wkwkwk si seungho ganggu aja sih #plakk
    Oh iya eon, raena imnida, 14yo, Manaseo Bagapseumnida
    Lanjut eon! Dtunggu part 5 nya…. 😀 😀

    • Anyeong,

      part terakhir pas bangun tidur ya, pasti mesem mesem bacanya *sotoy*

      myctophobia serem kalo uda parah banget kaya jongwon. hum sebenernya jongwon aja lebay, masa gabisa ngelawan myctophobianya sendiri.

      ish ko tau sih in yeong ade-nya teuki. gara-gara kaka kandung teuki juga namanya inyeong ya? haha, aku kan sengaja biar namanya samaan *tabok*

      Kalo seungho ga ngetok pintu, ntar mereka berdua ga pada bangun dong.

      Aigoo, dongsaeng ya? nambah adek baru deh *siapa yang sudi jadi adek lo*

  15. Akhiiirnyaaaaaaaaa~ nongol juga lanjutannyaaaaaaa (~*,*)~

    Gak papa eonnideul.. Klo alurnya dijelasin dgn detail saya suka sekali *,* kesannya gak buru2 jadi bisa memahami cerita dgn baik ^_^b

    next part ditunggu!!! cepeeeeeet yaaaaa!! Wkwk XD

  16. lanjutttttttttt chingu….!!!!
    Q suka buanget ceritanya..
    jadi ngebayangin jadi Shinyeong nich..
    mau donk tidur d peluk Yeppa….

    di tunggu y chingu..
    jangan lama..;-)

  17. Yah telat bcanya… Itu knapa kancing baju shinyoung smpe lepas? Jgn2…’tuing2′. Hehe. Aq kra publish nya agak lma, trnyata part ni lbh cpt ya. Part slanjutnya cepat ga ya? Cpt dunk! Aq tggu kelanjutannya. Yg part ni lbh menarik dr part sbelumnya.

  18. akhirnya part 4 yg di tunggu2 kluar jga….hehehe
    keren abisssss sumpah……
    aku suka cerita ny…..
    chingu lanjut…..py jangan lama y……>>>pletak

  19. wah sepertinya saya ngga nyesel nich mlem2 bela2in bca ni ff padahal bsok awal puasa tp ampe mlem gini masih bgadang…
    mudah2an bsok ngga telat saur ya Allah.. amin
    hehehe*cuco*

    aku SSUUUUUUKKKKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA *ngikutin gaya terian shin yeong* hehehe
    keren, tp kasian sama shin yeong soalnya cuma dianggap adek sama jungsoo oppa.. 😦
    tp bagusnya kyny getar cinta mulai bergejolak diantara shin yeong dan jong woon oppa….
    kynya keren tuh, klo mereka bner2 jatuh cinta… pasangan yang aneh knya nich jadinya…
    ngga tw knp kynya sifat jong woon opa diturunkan dari sikap evil kyu deh… hehehe
    tp sumpah aku suka bgt sama part ini soalnya lebih berasa gtu… hehehe

    dan sperti biasanya aku berharap aku bisa tambah pnasaran untuk membaca kisah selanjutnya…
    semoga jg bsa makin bwt aku bner2 antusoas untuk makin membacanya…
    hehehe

    pkknya daebak deh, untuk jalan ceritanya, gaya bahsa yang ngga terdengar aneh,,
    pkknya bgs deh… hehehe

    • Whoa, komentarnya panjang ya. aku suka suka suka.

      aigoo, bela-belain ampe tengah malem ternyata.
      pasti sekarang belum bangun deh.

      hadeh, kalo kaya gini aku malah makin ketakutan. takut ntar malah ngecewain. semoga part selanjutnya tambah gemesin deh.

      iya emang jongwoon oppa iseng kaya si kyu. tapi tetep bayangin muka yesung oppa kan ya?

      Gumawo atas komennya
      *bungkuk 180 derajat*

  20. Kyaaaaaaaaaa jongwoon’ah knpa bsa bobo bareng gtu sayang??
    Aiiiissssshhhh,,, ckckckckckckck

    Heeeemmm shinyeong dah tau jongwoon punya myctophobia,, n jongwoon jg gªƙ malu2 buat ngakuinnya,, mulai seru niy,,
    Lanjoooottt lanjoooottt,,

  21. ngga lucu banget, Jongwoon == kayak ganggu acara dating aja hahaha.
    aih kirain aku Jeongsu emang bakalan nembak hmm padahal kan Namsan tower kan ya? yang katanya tempat romantis buat pasangan korea hahaha
    tapi tak apa-apalah yang penting jadi adik juga masih untung hihihi kalau adik kan biasa lebih disayang daripada cewek sendiri lol

    itu dua-duanya emang amnesia/pikun? =.= sampai ngga inget semalem ngapain hahahaha. dari cuman tidur sambil duduk, jadi bobo sambil tiduran. eh?

  22. ternyata jungsoo oppa cuma nganggap shinyeong adik, padahal udah berharap
    shinyeong sampai direstoran jadi nangis kayak gitu
    ternyata mereka baikannya cuma sebentar, itupun karena shinyeong tau yesung sakit…
    seungho jadi salah paham gitu karena shinyeong berantakan… ayo ayo apa yang terjadi sama yesung shinyeong???
    keren thor 🙂

  23. untungnya shinyeong mau dateng ke restoran,,kan jd dapet bonus *?* bobo bareng yesung,,,tp gapapa bobo’ bareng mah, yg bahaya kalo melek bareng..ahahaha

  24. yah kirain shinyeong.a mau ditembak sma jungsoo oppa,, trnyata gak..
    aigo~ mau dong dipeluk yesung oppa..
    wah cerita.a makin seru >< cabut ke next part dulu dehh..

  25. wakakakakak…pria AB yg sangat sempurna ^^
    yeongieee..gakan nyesel deh klo kmu jadian bneran ungie..kkk~~ pasti seru tiap hari teriak2 karena kesel XDD
    dan wah udah kepergok tuh ama seungho, ngaku pacarnya lgi..
    heeemmmm..mari qta baca kelanjutannya

  26. Hyaaa..senyum2 sendiri ngeliat mereka pura2 jadi kopel d depannya hyora..kkkk~
    manggil ‘shinyeong sayang’..aigoo..trus pengen d panggil oppa..haha

    shinyeong patah hati..jadi selama ini dia cuma d anggap adik.kacian

    hoho..shinyeong histeris pas bangun liat bang yeye ada d depannya..hahaha lucuu~

  27. Set dah ni epep dah dr tahun lalu ya??

    Waduh, tu si oppa ngapain anak orang nymp kancing bajunya k’buka geto?? Untung yang mergokin bkn eommanya si Oppa,, kalo yg mergokin Eommanya pasti langsung di kawinin(??) ja tuh *hahaha*

    Mian Author, sy ketinggalan Masa(??) nymp baru baca skrng,, yang pasti Author daebak!!

  28. Huh ak jadi deg2an sendiri pas mati lampu itu,kasian jongwon Oppa….
    Kesian juga shin yeong ternyata dikerjain…

    Aigoo mereka bobo bareng.Romantis walaupun ga sadar.
    Kalo ak bakal betah deh bobo sma jongwon oppa.Hahaha

  29. Hiks kasian teukppa , yeppa juga hiks T-T
    yaah youngie potekpotek ternyata di namsan tower kirain mau ditembak -_-

  30. Yah ketahuan nich jong woon oppa n shinyeong kalau mrk berpacaran..so sweet bgt perlakuan jungsoo oppa kpd shinyeong meskipun hny sebatas perasaan kakak kpd adiknya

  31. wah keren, makin seru. karna diceritain detail makanya lebih dapet feelnya
    shinyeong udah tau penyakitnya yeppa, apa dia bakal lebih baik ke yeppa? *bawel*
    udah lah lanjuuut

  32. huwayooo..hbs ngapain kalian??!*mergokin yeye-shinyeong*
    hihi jd salting tuh mrk k pergok seungho,,
    seru nih,,smakin bikin org salah paham,,
    g k bayang siapa lg yg bkln salah paham gara2 tingkah mrk b2,,

  33. emmm waktu jongwoon ngomongin penyakitnya kurang ngena cinggu….
    bakal lebih rame klo para karyawan dah tau jong shin pacaran…

  34. hahahaa . . .adegan bangun tidurnya lucu!
    Berasa nntn drama!
    Kira2 gmn y reaksi smua karyawan stlh deklarasi jongwoon kalo shinyeong adl pcrnya??
    Lanjuut k next part aahh . . .

  35. “tiup ingus” gmana caranya ? Wkwk. . .
    Mm. . Itu seungho knpa ? Cemburu ? Seungho sk sama jongwoon ? 😮
    astaga. . .

  36. aigoo ternyata jungsoo cuma nganggap adik shinyeong, kasihan shinyeong,,, ok lanjut baca part selanjutnya 🙂

  37. kkkkkyyyaaaa jongwon bobo bareng shinyeong >.<
    ahh shinyeong patah hati tp kayak.a langsung move on aja , haaahahaha
    kayak.a mereka b2 udda saling jtuh cinta aja :3

  38. Baru hari ini nemu ff ini..dan langsung suka..kereen!!tetap berkarya ya eon,buat ff yang lain yang bagus-bagus!!hwaiting!!

  39. Ceritany sederhana ya dn konflikny g terlalu berat, dn konflikny langsung ad pemecahannya….
    Makin lucu aj couple ni, jarang2 kn ad cast cewekny yg sanggup ngelawanin tingkah nyebelin jong woonie… Hehehe

    Kayakny secret admire shin young itu kim seungho ya????

Leave a reply to Selly Gomez Cancel reply